Tekanan Sakaratul Yang Sangat Menyakitkan Juga menimpa Para Nabi dan Orang-Orang Bertakwa
KHASANAAKHIRZAMAN.COM - Kalau tekanan sakaratul maut yang sangat menyakitkan saja juga menimpa para nabi dan orang-orang bertakwa, lalu bagaimana dengan orang-orang yang selama hidupnya tidak mau ingat mati, dan tidak mau mempersiapakan diri?''
''Katakanlah, 'Berita itu adalah berita yang benar, yang kamu berpaling daripadanya.'' (Shaad: 67-68)
Menurut para ulama, dahsyatnya kematian dan tekanan sakaratul maut yang juga dialami oleh para nabi mengandung dua pelajaran bagi manusia.
Pertama, supaya mereka tahu betapa sakitnya kematian, dan itu bersifat sangat rahasia sekali. Yang lazim dilihat orang pada orang lain yang akan meninggal dunia, ialah bahwa ia tidak melihat ada gerakan atau tanda-tanda gelisah. ia melihat nyawanya keluar dengan gampang, sehingga ia lalu berkesimpulan bahwa kematian adalah sebuah peristiwa sederhana karena ia tidak tahu rasa sakit kematian yang sebenarnya. Namun, ketika diberi kabar bahwa para nabi yang notabenya adalah orang-orang pilihan Allah juga mengalami dahsyatnya kematian, ia pun sadar betapa sesungguhnya kematian itu memang sangat menyakitkan, kecuali yang dirasakan oleh para syuhada yang dibunuh oleh orang-orang kafir di medan perang.
Kedua, ada sementara orang yang bertanya-tanya kenapa para nabi dan para rasul yang menjadi kekasih Allah saja mesti harus mengalami dahsyat dan sakitnya kematian seperti itu? Bukankah Allah sanggup menolong memberikan keringanan kepada mereka seperti yang telah Dia berikan kepada Ibrahim lewat firmanya, ''Aku akan memudahkan kematianmu''?
Jawabanya ialah bahwa manusia yang paling berat menerima cobaan di dunia adalah para nabi dan seterusnya dan seterusnya, sebagaimana bunyi hadist yang diriwayatkan oleh Bukhari dan yang lainya dari Nabi kita. Kalau Allah juga mencoba mereka, itu justru untuk menyempurnakan keutamaan-keutamaan mereka di mata-Nya, dan meningkatkan derajat-derajat mereka di sisi-Nya. jadi bukan karena mereka memang harus di adzab. Sekali lagi, jika Allah berkehendak mengakhiri hidup mereka dengan cobaan-cobaan yang berat, meskipun Dia sangup meringankan, itu semata-mata adalah untuk mengangkat derajat mereka dan memberikan pahala yang besar sebelum mereka meninggal dunia.
Contohnya adalah seperti Nabi Ibrahim yang dicoba dengan api. Atau, Seperti Nabi Musa yang dicoba dengan rasa takut. Atau, seperti Nabi Isa yang dicoba dengan gurun pasir. Atau, seperti Nabi Muhammad saw yang dicoba dengan kemiskinan dunia dan permusuhan orang-orang kafir. Semua itu justru untuk mengangkat derajat mereka di sisi Allah. Jangan diartikan bahwa hal itu merupakan kekejaman Allah terhadap mereka, seperti yang berlaku terhadap orang-orang durhaka, karena bagi mereka itu merupakan hukuman atas dosa-dosa mereka. Jadi, keduanya tidak bisa disamakan.
Ada orang yang mengatakan bahwa sesungguhnya seluruh makhluk pasti akan mengalami tekanan-tekanan sakaratul maut. Itu benar adanya. Tetapi, dalam hal ini ada perbedaan dan pertimbangan-pertimbangan tertentu. Allah selaku satu-satunya Zat yang tidak akan fana berhak untuk memberikan rasa kematian yang berbeda-beda di antara seluruh makhluk-Nya, sesuai dengan kedudukan dan derajat mereka. Sebagian ialah makhluk tingkat rendahan, baik manusia maupun bukan manusia, dan sebagian lagi makhluk tingkat atas yang selalu memperoleh keridhaan Allah. Semua pasti akan meneguk gelas kematian, sebagaimana firman Allah dalam surah Ali Imran ayat 185,''Setiap yang bernyawa itu akan merasakan kematian.''
Abu Hamid dalam kitabnya Kasyfu Ulum al-Akhirat mengatakan,''Allah membagi kematian di tiga alam. yang ada di alam dunia pasti akan mati, Yang ada di alam malakut pasti akan mati, Dan Yang ada di alam Jabarut pun pasti akan mati. Yang pertama ialah Adam berikut anak cucunya dan semua binatang, yang kedua ialah malaikat dan jin, Dan yang ketiga ialah malaikat-malaikat pilihan.''
Allah berfirman,
''Allah memilih utusan-utusa (Nya) dari malaikat dan dari manusia.'' (al-Hajj:75)
Mereka itulah para malaikat pembawa 'Arasy yang sangat dekat dengan Allah, yang mengenal detail-detail keagungan-Nya, yang sering disebut-sebut Allah dalam Kidab-Nya, dan yang terpuji-Nya, sebagaimana firman-Nya,
''Dan malaikat-malaikat yang di sisi-Nya, mereka tiada mempunyai rasa angkuh untuk menyembah-Nya dan tiada (pula) merasa letih. Mereka selalu bertasbih malam dan siang tiada henti-hentinya.'' (al-Anbiyaa':19-20)
Mereka adalah makhluk suci seperti yang disinggung dalam firman Allah surah al-Anbiyaa' ayat 17, ''Sekiranya Kami hendak membuat suatu permainan, tentulah Kami membuatnya dari sisi Kami. Jika Kami menghendaki berbuat demikian, (tentulah Kami telah melakukannya).'' Mereka akan mati dengan mendapatkan tempat terhormat dari sisi Allah seperti itu. Kedekatan mereka dengan Allah tidak lantas membuat mereka kebal dari kematian.
Menurut Ibnu Qasi, selain perbedaan-perbedaan tersebut, juga terdapat perbedaan-perbedaan dalam mereguk gelas kematian. Ada orang yang begitu gampang mengalami kematian, yaitu ketika sedang nyenyak tidur tiba-tiba nyawanya dicabut oleh sang malaikat maut, seperti yang terjadi pada orang-orang saleh tertentu. Sangat boleh jadi hal itu tidak dijangkau oleh akal manusia. Sebab, katanya satu hambatan saja dalam kerongkongan sakitnya sudah melebihi ditebas pedang seribu kali. Tetap, itulah rahasia kuasa Allah yang tidak mungkin dapat dikenali secara mutlak.
Dalam merasakan kematian, juga berbeda-beda antara satu golongan manusia dengan manusia yang lain. Kematian yang dirasakan oleh golongan atau umat Islam berbeda dengan kematian yang dirasakan oleh selain umat Islam. Di kalangan umat Islam sendiri perbedaan itu juga berlaku. Artinya, kematian yang dirasakan oleh para nabi berbeda dengan kematian yang dirasakan oleh yang bukan Nabi. Bahkan, perbedaan dalam merasakan kematian tersebut juga berlaku dikalangan para nabi sendiri, sesuai dengan derajat dan maqam mereka disisi Allah.
''Rasul-rasul itu kami lebihkan sebagian (dari) mereka atas sebagian yang lain. Di antara mereka ada yang Allah berkata-kata (langsung dengan dia) dan sebagiannya Allah meninggikan beberapa derajat.''(al-Baqarah:253)
Ada orang yang mengatakan bahwa sesungguhnya seluruh makhluk pasti akan mengalami tekanan-tekanan sakaratul maut. Itu benar adanya. Tetapi, dalam hal ini ada perbedaan dan pertimbangan-pertimbangan tertentu. Allah selaku satu-satunya Zat yang tidak akan fana berhak untuk memberikan rasa kematian yang berbeda-beda di antara seluruh makhluk-Nya, sesuai dengan kedudukan dan derajat mereka. Sebagian ialah makhluk tingkat rendahan, baik manusia maupun bukan manusia, dan sebagian lagi makhluk tingkat atas yang selalu memperoleh keridhaan Allah. Semua pasti akan meneguk gelas kematian, sebagaimana firman Allah dalam surah Ali Imran ayat 185,''Setiap yang bernyawa itu akan merasakan kematian.''
Abu Hamid dalam kitabnya Kasyfu Ulum al-Akhirat mengatakan,''Allah membagi kematian di tiga alam. yang ada di alam dunia pasti akan mati, Yang ada di alam malakut pasti akan mati, Dan Yang ada di alam Jabarut pun pasti akan mati. Yang pertama ialah Adam berikut anak cucunya dan semua binatang, yang kedua ialah malaikat dan jin, Dan yang ketiga ialah malaikat-malaikat pilihan.''
Allah berfirman,
''Allah memilih utusan-utusa (Nya) dari malaikat dan dari manusia.'' (al-Hajj:75)
Mereka itulah para malaikat pembawa 'Arasy yang sangat dekat dengan Allah, yang mengenal detail-detail keagungan-Nya, yang sering disebut-sebut Allah dalam Kidab-Nya, dan yang terpuji-Nya, sebagaimana firman-Nya,
''Dan malaikat-malaikat yang di sisi-Nya, mereka tiada mempunyai rasa angkuh untuk menyembah-Nya dan tiada (pula) merasa letih. Mereka selalu bertasbih malam dan siang tiada henti-hentinya.'' (al-Anbiyaa':19-20)
Mereka adalah makhluk suci seperti yang disinggung dalam firman Allah surah al-Anbiyaa' ayat 17, ''Sekiranya Kami hendak membuat suatu permainan, tentulah Kami membuatnya dari sisi Kami. Jika Kami menghendaki berbuat demikian, (tentulah Kami telah melakukannya).'' Mereka akan mati dengan mendapatkan tempat terhormat dari sisi Allah seperti itu. Kedekatan mereka dengan Allah tidak lantas membuat mereka kebal dari kematian.
Menurut Ibnu Qasi, selain perbedaan-perbedaan tersebut, juga terdapat perbedaan-perbedaan dalam mereguk gelas kematian. Ada orang yang begitu gampang mengalami kematian, yaitu ketika sedang nyenyak tidur tiba-tiba nyawanya dicabut oleh sang malaikat maut, seperti yang terjadi pada orang-orang saleh tertentu. Sangat boleh jadi hal itu tidak dijangkau oleh akal manusia. Sebab, katanya satu hambatan saja dalam kerongkongan sakitnya sudah melebihi ditebas pedang seribu kali. Tetap, itulah rahasia kuasa Allah yang tidak mungkin dapat dikenali secara mutlak.
Dalam merasakan kematian, juga berbeda-beda antara satu golongan manusia dengan manusia yang lain. Kematian yang dirasakan oleh golongan atau umat Islam berbeda dengan kematian yang dirasakan oleh selain umat Islam. Di kalangan umat Islam sendiri perbedaan itu juga berlaku. Artinya, kematian yang dirasakan oleh para nabi berbeda dengan kematian yang dirasakan oleh yang bukan Nabi. Bahkan, perbedaan dalam merasakan kematian tersebut juga berlaku dikalangan para nabi sendiri, sesuai dengan derajat dan maqam mereka disisi Allah.
''Rasul-rasul itu kami lebihkan sebagian (dari) mereka atas sebagian yang lain. Di antara mereka ada yang Allah berkata-kata (langsung dengan dia) dan sebagiannya Allah meninggikan beberapa derajat.''(al-Baqarah:253)
Comments
Post a Comment